09 Juli 2018

Sandhekala, Jawa Timur

Berikut ini sebuah cerita rakyat dari Jawa Timur mengenai Den Bagus Sandhekala. Menurut cerita rakyat Jawa Timur, pada saat hari mulai senja, Den Bagus Sandhekala akan berjalan-jalan. Den Bagus Sandhekala senang memakan kepala harimau atau kepala maling. Den Bagus Sandhekala juga senang memakan kepala anak yang suka bermain-main di luar rumah pada waktu senja tiba. Den Bagus adalah nama panggilan bagi orang muda yang dihormati, sedang Sandhekala sendiri berarti senjakala atau waktu hari senja.
Sandhekala


Alkisah di sebuah hutan hiduplah seorang janda bernama Mbok Randha bersama anak laki-lakinya yang bernama Sentot. 

Mbok Randha memiliki banyak kambing piaraan yang gemuk-gemuk.

Suatu hari anak lelaki Mbok Randha, Sentot, bermain-main di tepi hutan. 

Mbok Randha memanggil anaknya agar pulang karena hari mulai senja. “Sentot, pulanglah nak. Hari sudah mulai senja. Tidak baik anak-anak berada di luar rumah saat senja tiba.”

“Apa mak? Aku masih mencari belalang untuk makanan burung.” jawab Sentot.

“Pulanglah nak. Pada saat senja begini, Den Bagus Sandhekala biasanya berjalan-jalan. Den Bagus senang memakan kepala harimau dan kepala maling. Den Bagus juga senang memakan kepala anak-anak yang masih bermain di luar rumah pada saat senja.” kata Mbok Randha. 

Kontan mendengar ucapan ibunya, Sentot merasa sangat takut dan cepat berlari pulang ke rumah. 

Tanpa disadari oleh Sentot dan Mbok Randha, ada seekor harimau dan dua orang maling yang diam-diam mengintai kambing-kambing milik Mbok Randha. 

Harimau dan dua orang maling tersebut tergiur oleh kambing-kambing Mbok Randha yang gemuk-gemuk.

Setelah Mbok Randha dan anaknya Sentot masuk ke dalam rumah, harimau pun masuk ke dalam kandang kambing. 

Namun si harimau merasa takut kalau-kalau Sandhekala ada di dalam kandang kambing. 

Si harimau teringat dengan ucapan Mbok Randha bahwa Sandhekala senang berjalan-jalan dan memakan kepala harimau.

Saat si harimau tengah merasa takut akan Sandhekala, masuklah dua orang pencuri ke dalam kandang kambing. “Aduh celaka! Inikah Sandhekala yang senang memakan kepala harimau? Aku sudah ditakdirkan dimakan oleh Sandhekala. Aku menyerah.” kata si harimau dalam hati.

“Ayo Kang kita pilih yang besar.” si maling berbicara dengan temannya. 

Mereka kemudian menampar harimau, mengikatnya kuat-kuat lalu memikulnya keluar. 

Si harimau diam saja karena takut dengan Sandhekala. 

Si maling menganggap harimau adalah kambing yang besar, sedangkan harimau menganggap bahwa maling tersebut adalah Sandhekala.

“Kang...kambingnya loreng-loreng. Ini bukan kambing tapi harimau.” 

Saat berjalan memikul harimau, maling yang berjalan di belakang baru sadar bahwa yang mereka pikul ternyata seekor harimau. 

Kedua maling merasa ketakutan kemudian melemparkan pikulan mereka ke tanah dan lari tunggang langgang. 

Karena gelap, keduanya bertabrakan. 

Yang satu jatuh ke dalam kakus dan yang satunya lagi jatuh tercebur ke dalam sungai.

Si harimau tertegun melihat kedua maling lari tunggang langgang. 

“Oalah ternyata mereka bukan Sandhekala. Tahu begitu aku makan saja mereka.” 

Si harimau kemudian menggigit tali untuk melepaskan ikatan tubuhnya kemudian pergi ke dalam hutan. 

Si harimau tidak jadi mencuri kambing Mbok Randha. 

Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar