Berikut ini kumpulan cerita rakyat, dongeng, dan legenda yang ada di tengah-tengah masyarakat Provinsi Aceh. Cerita dikumpulkan dari berbagai sumber (lihat referensi). Jika ada cerita terbaru, akan segera ditambahkan. Semoga bermanfaat.
Di sebuah kampung yang terletak di wilayah Aceh, hiduplah sebuah sepasang suami istri yang tinggal bersama tujuh anak kandungnya. Mereka hidup rukun, tentram, dan bahagia. Anak sulung berusia 10 tahun, sedangkan si bungsu berusia 2 tahun. Kedua orang tua mereka bekerja menjadi petani sayur di sebuah kebun. Sayur-sayuran tersebut dijual ke pasar untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, dan sisanya mereka gunakan untuk disantap bersama.
Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Negeri Alas. Kerajaan Negeri Alas dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Sang raja tidak memiliki anak. Padahal sang raja dan permaisuri berharap cemas ingin memiliki penerus yang dapat memegang tampuk pemerintahan Negeri Alas selanjutnya. Meskipun telah lama belum memiliki anak, sang raja dan permaisuri tidak henti-hentinya berdoa agar keinginan mereka terkabul.
Di sebuah desa yang terletak dekat dengan Krueng (Sungai) Peusangan, tinggalah seorang anak remaja bersama seorang ibunya yang telah tua renta. Anak tersebut bernama Ahmad Rhang Manyang. Ahmad merupakan pemuda yang rajin, taat beribadah, berbakti kepada ibunya dan memiliki wajah yang tampan rupawan. Ayahya telah lama tiada, untuk itu dia mencari nafkah menjadi buruh tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan di wilayah Aceh, tepatnya di Simeulue. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang sangat menyayangi putranya. Putranya bernama Rohib. Rohib sangat dimanja oleh ayah ibunya.
1. Kisah Si Cabe Rawit
Menurut dongeng, dahulu kala di sebuah gubug kecil, hidup sepasang suami istri yang sudah tua. Kehidupan mereka sangat miskin. Sang suami berkerja menjadi buruh angkut di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di usia mereka yang telah senja, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Namun begitu, keduanya tidak pernah berhenti berdoa. Setiap hari mereka selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan seorang anak.
Referensi:
- Damayanti, Astri, 2014, Dongeng Klasik 5 Benua, Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.