Putri Sri Sakit Parah
Suatu hari, Banta Beuransah mendengar kabar bahwa putri raja, Putri Sri, sedang sakit parah. Tidak ada tabib atau dukun yang mampu menyembuhkannya. Raja pun mengumumkan bahwa siapa pun yang bisa menyembuhkan putrinya akan diberi hadiah besar dan bahkan bisa menikahi sang putri.
Banta Beuransah merasa terpanggil untuk mencoba membantu. Ia pun pergi ke istana dengan tekad bulat. Sesampainya di istana, ia disambut oleh para penjaga yang ragu-ragu melihat penampilannya yang berpakaian sederhana. Namun, Banta Beuransah meyakinkan mereka bahwa ia memiliki niat tulus untuk membantu sang putri.
Raja pun memanggil Banta Beuransah ke hadapannya. "Apakah kau yakin bisa menyembuhkan putriku, wahai pemuda?" tanya Raja dengan penuh harap.
"Yang Mulia, aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, tetapi aku akan mencoba dengan segenap kemampuanku," jawab Banta Beuransah dengan rendah hati.
Raja pun mengizinkan Banta Beuransah untuk menemui Putri Sri. Saat melihat sang putri, Banta Beuransah merasa sedih. Putri Sri terlihat sangat lemah dan pucat. Ia pun memeriksa kondisi sang putri dengan cermat. Setelah beberapa saat, Banta Beuransah menyadari bahwa penyakit sang putri disebabkan oleh racun yang diberikan oleh seseorang.
Mencari Obat di Hutan
Banta Beuransah pun meminta izin kepada Raja untuk mencari obat di hutan. Raja setuju dan memberikan waktu tiga hari kepada Banta Beuransah untuk menemukan obat tersebut. Dengan tekad yang kuat, Banta Beuransah pun pergi ke hutan.
Di hutan, Banta Beuransah bertemu dengan seorang tua bijaksana. Orang tua itu memberitahunya bahwa obat untuk menyembuhkan Putri Sri adalah bunga langka yang hanya tumbuh di puncak gunung yang tinggi. Bunga itu disebut Bunga Kehidupan, dan hanya bisa didapatkan oleh orang yang tulus dan berani.
Banta Beuransah pun memulai perjalanan yang sulit menuju puncak gunung. Ia harus melewati berbagai rintangan, termasuk jurang yang dalam, hutan yang gelap, dan binatang buas. Namun, Banta Beuransah tidak menyerah. Ia terus berjalan dengan tekad yang kuat.
Setelah berhari-hari berjalan, Banta Beuransah akhirnya sampai di puncak gunung. Di sana, ia melihat Bunga Kehidupan yang indah dan berkilauan. Dengan hati-hati, ia memetik bunga itu dan segera kembali ke istana.
Putri Sri Sembuh
Sesampainya di istana, Banta Beuransah langsung memberikan Bunga Kehidupan kepada Putri Sri. Setelah meminum ramuan dari bunga itu, Putri Sri pun sembuh total. Raja dan seluruh istana merasa sangat bahagia dan bersyukur.
Raja pun menepati janjinya. Ia memberikan hadiah besar kepada Banta Beuransah dan mengizinkannya menikahi Putri Sri. Namun, Banta Beuransah menolak dengan halus. "Yang Mulia, aku hanya ingin melihat Putri Sri sehat kembali. Aku tidak membutuhkan hadiah apa pun," kata Banta Beuransah.
Raja merasa terharu dengan ketulusan hati Banta Beuransah. Ia pun memutuskan untuk mengangkat Banta Beuransah sebagai penasihat kerajaan. Sejak saat itu, Banta Beuransah dan Putri Sri hidup bahagia dan damai di istana. Mereka pun menjadi contoh bagi seluruh rakyat tentang pentingnya ketulusan, keberanian, dan kebaikan hati.
Cerita Rakyat Aceh lainnya:
- Tempurung Kura-kura (Bruek Kura)
- Cut Caya dan Cut Cani
- Atu Belah Atu Bertangkup
- Tujuh Anak Lelaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar