Berikut ini kumpulan cerita rakyat, dongeng, dan legenda yang ada di tengah-tengah masyarakat Provinsi Kalimantan Barat. Cerita dikumpulkan dari berbagai sumber (lihat referensi). Jika ada cerita terbaru, akan segera ditambahkan. Semoga bermanfaat.
Dara Itam adalah anak tunggal dari Patih Gumantar. Patih Gumantar adalah orang yang sangat berpengaruh pada zamannya. Dia dianggap sebagai raja kecil. Ia hidup mewah dan jaya. Karena itu, saking makmurnya, banyak kerajaan kecil tetangga yang ingin merebut daerah kekuasaannya. Masa itu masih berlaku perang Kayau Mengayau. Yaitu perang dengan menebas batang leher lawan hingga kepala terpisah dari tubuhnya.
Pada zaman dahulu, berdirilah suatu kerajaan di kaki Gunung Ruai yang saat ini berada di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana dengan memiliki 7 orang putri yang sangat cantik. Dari ketujuh anaknya tersebut, si bungsu lah yang paling baik hati jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang memiliki perangai sangat buruk. Oleh sebab itu, sang raja kerap memarahi keenam putrinya dan sebaliknya memanjakan putri bungsunya.
Di daerah Sambas, hiduplah seorang saudagar kaya raya yang memiliki banyak tanah, rumah mewah, dan harta benda berharga. Saudagar ini memiliki dua anak laki-laki bernama Muzakir dan Dermawan. Meskipun mereka bersaudara, sifat mereka sangat berbeda. Muzakir dikenal kikir dan serakah, sementara Dermawan berhati baik dan suka menolong.
Suatu hari Tupai tidak menemukan temannya, ikan Gabus, di tempat mereka biasa bertemu. Akhirnya Tupai mengunjungi rumah Ikan Gabus. Tupai akhirnya mendapati bahwa ternyata ikan Gabus tengah sakit keras. Badan ikan Gabus terlihat lemah karena sudah lama tak mau makan. Ia kehilangan nafsu makan. Tupai membujuk temannya agar mau makan, tapi Ikan Gabus tidak berselera makan.
1. Batu Menangis
Menurut cerita rakyat, konon batu menangis mulanya adalah seorang wanita durhaka bernama Darmi. Menurut cerita, di suatu daerah terpencil di Kalimantan Barat, hidup seorang ibu tua bersama anak gadisnya yang cantik bernama Darmi. Semenjak suaminya meninggal, sang ibu terpaksa bekerja menjadi buruh sawah dengan upah harian kecil.
Referensi:
- Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
- Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.