20 April 2014

Legenda Kawah Sikidang, Jawa Tengah

Ada sebuah cerita rakyat daerah Jawa Tengah mengenai asal mula Kawah Sikidang, di Dieng. Alkisah, zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Dieng yang memiliki seorang putri cantik jelita bernama Shinta Dewi. Banyak sekali para pangeran dan bangsawan ingin meminang Putri Shinta Dewi. Namun belum ada satupun berani datang untuk meminangnya.


Legenda Kawah Sikidang, Jawa Tengah

Tersebutlah seorang pangeran kaya raya bernama Kidang Garungan. 

Disamping kaya, ia juga dikenal amat sakti mandraguna. 

Pangeran Kidang Garungan telah mendengar kabar kecantikan Putri Shinta Dewi. 

Ia berminat untuk meminangnya. 

Ia kemudian mengirimkan utusan ke kerajaan Dieng untuk menyampaikan pinangannya pada Putri Shinta Dewi.

Mendengar penjelasan dari utusan Pangeran Kidang Garungan, Putri Shinta Dewi akhirnya setuju dengan pinangan Pangeran Kidang Garungan, karena tertarik dengan kekayaan dan kesaktian sang Pangeran. 

“Baiklah aku menerima pinangan Pangeran Kidang Garungan. Sampaikan pada pangeranmu untuk datang langsung kemari menyampaikan lamarannya.” ujar Putri Shinta Dewi.

Kidang Garungan Melamar Shinta Dewi

Setelah mendengar penjelasan dari utusannya bahwa Putri Shinta Dewi menerima lamarannya, Pangeran Kidang sangat senang. 

Ia segera menyiapkan diri untuk pergi menuju Dieng. 

Ia lalu menyiapkan kereta indah berlapis emas berikut kuda-kuda pilihan terbaik. 

Tak lupa, berbagai hadiah indah telah disiapkan untuk diberikan kepada Shinta Dewi. 

Kemudian berangkatlah Pangeran Kidang Garungan diiringi para pengawal.

Sementara di istana Dieng, Shinta Dewi telah mengadakan persiapan penyambutan di Istana Kerajaan. 

Istana telah dipercantik dengan berbagai hiasan. 

Aneka hiburan telah pula disiapkan untuk menyambut pangeran kaya lagi sakti mandraguna.

Tidak lama kemudian Pangeran Kidang Garungan tiba di istana Putri Shinta Dewi. 

Namun betapa terkejutnya Putri Shinta Dewi ketika melihat rupa sang Pangeran. 

Tubuhnya langsung lemas ketika mengetahui bahwa ternyata Pangeran Kidang Garungan memiliki kepala seperti seekor kijang jantan. 

Tubuh sang Pangeran memang tegap lagi gagah, tapi kepalanya berbentuk kepala kijang jantan lengkap dengan kedua tanduknya.

Segera saja Putri Shinta Dewi memanggil para dayang-dayang. 

Ia mengatakan bahwa ia ingin menolak lamaran sang Pangeran tapi merasa tidak enak. 

Setelah sekian lama merasa gelisah, akhirnya Shinta mendapatkan ide untuk menolak lamaran sang Pangeran. 

Ia pun meminta para prajurit kerajaan agar bersiap-siap menerima perintahnya.

Kemudian Shinta Dewi pergi menemui Kidang Garungan. 

Sang Putri mengajukan syarat agar sang pangeran membuat sumur sangat dalam dan besar jika ingin menikahinya. 

“Hendaklah Pangeran membuatkan hamba sebuah sumur sangat dalam dan besar jika memang serius menikahi hamba. Harus pangeran sendiri yang membuatnya. Kita akan mengunakannya untuk mandi kita bersama” kata Shinta Dewi.

Awalnya sang Pangeran merasa keheranan namun akhirnya mau menuruti permintaan Shinta Dewi. 

Segera saja tanpa membuang waktu ia langsung bekerja membuat sumur permintaan Shinta Dewi. 

Pangeran Kidang mengerahkan segala kesaktiannya. 

Ia menggali tanah untuk menciptakan sebuah lubang besar. 

Kedua tangan kekar lagi kokohnya terus menggali tanah. 

Kedua tanduknya digunakan untuk menggali tanah keras. 

Dalam waktu singkat telah tercipta sebuah lubang besar. 

Sumur permintaan Shinta Dewi hampir selesai.

Kidang Garungan Tertimbun Dalam Lubang

Melihat kemampuan sang Pangeran dalam membuat sumur, Shinta Dewi merasa ketakutan. 

Ia berpikir keras untuk menggagalkan pekerjaan Kidang Garungan. 

Dalam keadaan panik, tanpa pikir panjang Shinta Dewi memerintahkan para prajuritnya untuk menimbun lubang tersebut dengan tanah agar Kidang Garungan tertimbun tanah. 

Para prajurit segera melemparkan tanah ke dalam lubang. 

Akibatnya lubang itu tertimbun oleh tanah hingga menutupi tubuh Pangeran Kidang Garungan.

Tentu saja Pangeran Kidang Garungan merasa terkejut. 

Ia sangat marah ketika mengetahui lubang itu ditimbun atas perintah Shinta Dewi. 

Akhirnya ia sadar bahwa Shinta Dewi tengah berusaha menggagalkan pernikahan mereka. 

Ia pun mengerahkan kesaktiannya untuk keluar dari lubang. 

Maka terjadilah sebuah ledakan besar ketika sang Pangeran berusaha keluar dari timbunan tanah. 

Tanah di sekitar lubang bergetar dengan sangat hebatnya. 

Namun, sebelum sang Pangeran berhasil keluar dari lubang, Shinta Dewi memerintahkan para prajurit untuk menimbun kembali dengan tanah. 

Para prajurit bekerja keras memenuhi perintah Shinta Dewi menimbun lubang tersebut sampai akhirnya sang Pangeran tidak mampu keluar dari lubang.

Terbentuklah Kawah Sikidang

Menyadari dirinya tidak mampu keluar dari lubang tersebut, Pangeran Kidang Garungan merasa sangat marah. 

Ia sakit hati hingga akhirnya ia memberikan kutukan pada Putri Shinta Dewi. 

Ia mengutuk seluruh keturunan Shinta Dewi akan memiliki rambut gimbal. 

“Hai Shinta Dewi! Apa yang kau lakukan sungguh sangat keterlaluan! Semoga semua keturunannmu akan memiliki rambut gimbal.” teriak Pangeran Kidang Garungan dari dalam lubang.

Hingga kini, sumur tersebut masih terus meledak hingga membuat tanah diatasnya bergetar hebat. 

Masyarakat sekitar menamai sumur tersebut dengan nama Kawah Sikidang

Dalam bahasa jawa, Kidang berarti Kijang. 

Masyarakat juga mempercayai bahwa penduduk di sekitar Dieng yang berambut gimbal, merupakan keturunan Putri Shinta Dewi. 

Dieng adalah sebuah dataran tinggi di Jawa Tengah yang terdiri dari dua atau lebih gunung berapi. 

Dieng memiliki banyak kawah serta puncak-puncak kecil lainnya. 

Salah satu kawahnya bernama Kawah Sikidang. 

Kawah Sikidang terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah layaknya kijang (dalam bahasa jawa, Kidang). 

Referensi:
  1. Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
  2. Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Baca juga cerita rakyat Jawa Tengah lainnya:

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar