Alkisah, matahari & angin hidup bertetangga di negeri awan. Keduanya merasa sangat dibutuhkan oleh manusia. Di suatu hari, mereka bertengkar dengan saling membanggakan kemampuan masing-masing.
“Saat manusia merasa panas oleh sinarmu hai matahari, saat itulah manusia sangat membutuhkanku. Kedatanganku selalu dinanti oleh manusia untuk memberikan kesejukan.” kata angin menyombongkan dirinya.
“Manusia tak suka dengan dirimu karena suka berlari kencang hingga menimbulkan badai besar. Rumah manusia seringkali kau rusak. Itu seringkali membuat manusia marah dengan kehadiranmu. Kedatanganmu juga sering membawa awan hitam. Awan hitam membawa hujan sangat deras hingga mengakibatkan banjir besar. Di saat seperti itulah manusia sangat mengharapkan kehadiranku.” matahari mengejek angin.
Keduanya saling mengejek tanpa ada yang mau mengalah.
Kebetulan saat itu ada seorang manusia tengah berjalan di sebuah desa sepi.
Angin memiliki ide untuk menunjukkan kehebatannya kepada matahari.
Kebetulan saat itu ada seorang manusia tengah berjalan di sebuah desa sepi.
Angin memiliki ide untuk menunjukkan kehebatannya kepada matahari.
“Aku akan menunjukkan kehebatanku padamu, hai matahari. Kau lihat saja, sebentar lagi manusia itu akan menggunakan jaketnya.” kata angin.
Tidak lama kemudian angin lantas bertiup sangat kencang.
Akibatnya, laki-laki tersebut merasa sangat kedinginan.
Ia segera menggunakan jaketnya.
Tidak lama kemudian angin lantas bertiup sangat kencang.
Akibatnya, laki-laki tersebut merasa sangat kedinginan.
Ia segera menggunakan jaketnya.
Matahari tak mau kalah.
Ia pun menunjukkan kehebatannya pada angin.
“Kau lihat saja apa yang bisa aku lakukan, hai angin sombong!” Matahari kemudian memancarkan sinarnya dengan kuat.
Si laki-laki merasa keheranan dengan kondisi cuaca begitu sangat cepat berubah.
Si laki-laki segera melepaskan jaketnya.
Si laki-laki kemudian berkata, “Seandainya saja angin bertiup sepoi-sepoi dan sinar matahari tidak seterik ini, maka perjalananku akan sangat menyenangkan.”
Ia pun menunjukkan kehebatannya pada angin.
“Kau lihat saja apa yang bisa aku lakukan, hai angin sombong!” Matahari kemudian memancarkan sinarnya dengan kuat.
Si laki-laki merasa keheranan dengan kondisi cuaca begitu sangat cepat berubah.
Si laki-laki segera melepaskan jaketnya.
Si laki-laki kemudian berkata, “Seandainya saja angin bertiup sepoi-sepoi dan sinar matahari tidak seterik ini, maka perjalananku akan sangat menyenangkan.”
Mendengar perkataaan si laki-laki, baik angin maupun matahari menjadi sadar dengan kesalahan mereka berdua.
Mereka tidak pantas menyombongkan diri seperti itu, karena pada dasarnya baik angin maupun matahari sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Sejak kejadian tersebut, keduanya tidak pernah lagi menyombongkan diri.
Mereka tidak pantas menyombongkan diri seperti itu, karena pada dasarnya baik angin maupun matahari sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Sejak kejadian tersebut, keduanya tidak pernah lagi menyombongkan diri.
Dongeng anak matahari dan angin berasal dari negara Amerika Serikat. Dongeng ini menceritakan pertengkaran antara matahari dan angin.
Referensi:
- Damayanti, Astri. 2014, Dongeng Klasik 5 Benua, Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.
- Aqila, Swada. 2015, Kumpulan Dongeng Dunia: Seri Kerajaan, WahyuMedia.
- Banta, Shaff. 2013, Dongeng Anak Dunia, WahyuMedia.
- Maureen May Belle,Hans Jalarada. 2018, 30 Dongeng Dunia, Elex Media Computindo.
- Asal Mula Kelompen, dongeng anak Belanda
- Berebut Kue, dongeng anak Nigeria
- Si Kepala Tebal, dongeng anak Kanada
- Pelikan Desa Kabrau, dongeng anak Afrika Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar