Di hutan Norwegia hidup sejenis burung puyuh berparuh panjang. Burung ini dinamakan burung Snipe. Burung Snipe hanya hidup di hutan Norwegia. Banyak para pemburu berusaha menjaring atau bahkan menembak mati burung Snipe, untuk mereka jual ke pasar.
Di suatu hari, ada seekor burung Snipe betina melihat seorang pemburu memasuki hutan.
Ia berusaha melindungi anak-anaknya agar tidak ditembak mati oleh pemburu.
Karenanya Si Burung Snipe betina menghadang si pemburu.
“Wahai Tuan Pemburu baik hati. Aku mohon padamu, jangan Engkau menembak mati anak-anakku.” kata burung snipe memelas.
Ia berusaha melindungi anak-anaknya agar tidak ditembak mati oleh pemburu.
Karenanya Si Burung Snipe betina menghadang si pemburu.
“Wahai Tuan Pemburu baik hati. Aku mohon padamu, jangan Engkau menembak mati anak-anakku.” kata burung snipe memelas.
“Apa? Aku kemari untuk berburu burung Snipe. Sebaiknya Aku menembakmu sekarang.”
Si Pemburu kemudian mengarahkan senapannya pada induk burung Snipe.
Namun melihat burung snipe terlihat memohon sepenuh hati, si pemburu pun mengurungkan niatnya menembak si burung snipe.
Si Pemburu kemudian mengarahkan senapannya pada induk burung Snipe.
Namun melihat burung snipe terlihat memohon sepenuh hati, si pemburu pun mengurungkan niatnya menembak si burung snipe.
“Baiklah. Aku tak akan membunuhmu.” kata si pemburu.
“Terimakasih Tuan Pemburu. Jika di tengah hutan Engkau menemukan burung-burung snipe cantik, mereka adalah anak-anakku. Aku harap Tuan tidak membunuh mereka.” kata burung snipe.
“Baiklah. Aku tak akan menembak anak-anakmu.”
Si pemburu kemudian melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam hutan.
Sementara si burung Snipe kembali pulang ke sarangnya.
Induk burung Snipe tidak mendapati anak-anaknya di dalam sarangnya.
Ia pun dengan perasaan khawatir menunggu anak-anaknya pulang.
Namun hingga sore hari, anak-anak burung Snipe tak kunjung pulang ke sarangnya.
Induk burung Snipe kemudian terbang keluar sarang untuk mencari anak-anaknya.
Si pemburu kemudian melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam hutan.
Sementara si burung Snipe kembali pulang ke sarangnya.
Induk burung Snipe tidak mendapati anak-anaknya di dalam sarangnya.
Ia pun dengan perasaan khawatir menunggu anak-anaknya pulang.
Namun hingga sore hari, anak-anak burung Snipe tak kunjung pulang ke sarangnya.
Induk burung Snipe kemudian terbang keluar sarang untuk mencari anak-anaknya.
Di tengah jalan menuju desa, induk burung Snipe bertemu dengan si pemburu.
Betapa terkejutnya induk burung Snipe melihat si pemburu ternyata membawa anak-anaknya.
Induk burung Snipe sangat marah pada pemburu.
Betapa terkejutnya induk burung Snipe melihat si pemburu ternyata membawa anak-anaknya.
Induk burung Snipe sangat marah pada pemburu.
“Hai Tuan Pemburu. Bukankah Engkau telah berjanji tak akan menangkap anak-anakku yang cantik? Kenapa Engkau melanggar janjimu?” kata induk burung Snipe marah.
“Bagaimana Engkau ini? Kau bilang anak-anakmu adalah burung-burung Snipe cantik. Sedangkan aku hanya menangkap burung-burung Snipe jelek.” kilah si pemburu.
“Seburuk apapun mereka, bagiku mereka adalah burung-burung Snipe cantik.” induk burung Snipe menyesali kebodohannya.
Seharusnya Ia menjelaskan ciri-ciri anak-anaknya agar si pemburu bisa mengenali mereka.
Seharusnya Ia menjelaskan ciri-ciri anak-anaknya agar si pemburu bisa mengenali mereka.
Demikianlah sebuah dongeng anak dari negara Norwegia, mengenai kisah pemburu dan burung snipe.
Referensi:
- Damayanti, Astri. 2014, Dongeng Klasik 5 Benua, Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.
- Aqila, Swada. 2015, Kumpulan Dongeng Dunia: Seri Kerajaan, WahyuMedia.
- Banta, Shaff. 2013, Dongeng Anak Dunia, WahyuMedia.
- Maureen May Belle,Hans Jalarada. 2018, 30 Dongeng Dunia, Elex Media Computindo.
- Pemburu dan Gorila, dongeng anak Kongo
- Kisah Momotaro, dongeng anak Jepang
- Asal Mula Danau Narran, dongeng anak Australia
- Kisah Alibaba, dongeng anak Iran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar