09 Juli 2018

Asal Mula Mengapa Sungai Berkelok-Kelok, Jawa Timur

Sungai Brantas berkelok-kelok dan airnya tidak pernah habis. Hulu sungai Brantas berada di daerah Malang kemudian mengalir ke selatan hingga ke Blitar, berbelok ke Kediri dan akhirnya berbelok lagi ke Surabaya. Menurut cerita rakyat dari Jawa Timur, mengapa sungai berkelok-kelok dan airnya tidak pernah habis dikaitkan dengan ular-ular yang bertapa di gunung-gunung. Begini ceritanya:
Asal Mula Mengapa Sungai Berkelok-Kelok


Pada jaman dahulu, banyak sekali ular-ular bertapa di gunung-gunung. 

Setiap tahunnya, semua ular yang bertapa di gunung-gunung akan turun ke dasar lautan guna menghadap raja ular. 

Raja ular itu bernama ular naga. 

Mereka menghadap raja ular agar bisa menimba ilmu dari sang raja ular berupa ilmu penghidupan, ilmu agar bisa awet muda, memiliki bisa, dapat merubah wujud menjadi manusia dan ilmu-ilmu lainnya.

Asal Mula Mengapa Sungai Berkelok-Kelok

Ular-ular yang menghadap raja ular naga berbondong-bondong melata berkelok-kelok menuruni gunung menuju dasar laut. 

Bekas jalan yang dilalui oleh ular-ular tersebut menjadi sungai. 

Itulah sebabnya mengapa sungai berkelok-kelok mengikuti jalan ular-ular tersebut.

Anak Sungai

Di luar jalur utama sungai yang dilalui ular-ular, terdapat anak-anak sungai. 

Mengapa terjadi demikian? 

Diantara ular-ular tersebut ada ular-ular nakal yang ingin mendahului ular-ular lainnya dengan mencari jalannya sendiri untuk menghadap ular naga. 

Itulah sebabnya sungai disamping berkelok-kelok juga memiliki cabang-cabang anak sungai.

Mengapa Air Sungai Tidak Pernah Kering

Ular-ular yang tekun bertapa akan mendapat ganjaran dari ular naga. 

Segala ilmu yang dimiliki oleh sang raja ular akan diberikan kepada ular-ular yang lulus dalam pertapaannya. 

Ciri-ciri ular yang lulus dalam pertapaannya yaitu memiliki ilmu mampu mendatangkan hujan deras, halilintar, gempa, air bah dan lainnya. 

Jalan yang dilalui oleh ular yang mendapat ganjaran dari raja ular biasanya dibarengi dengan air bah. 

Karena akan bertemu dengan raja, ular-ular tersebut akan mempersembahkan keturunannya yang telah menjadi manusia sebagai upeti. 

Itulah sebabnya jika terjadi air bah, banyak pohon-pohon bertumbangan, rumah-rumah roboh dan banyak manusia yang mati hanyut terbawa air bah. 

Manusia-manusia yang mati itu adalah anak cucu dari ular yang dipersembahkan kepada raja ular sebagai upeti untuk mendapatkan ilmu. 

Manusia-manusia yang meninggal terbawa air bah tersebut kelak akan dihidupkan kembali sebagai ular oleh raja ular. 

Oleh ular naga, mereka akan diberi kemampuan bertahan hidup di dalam air dan juga mampu untuk terbang. 

Mereka akan dihidupkan kembali sebagai ular besar, berkaki, bersayap, mampu terbang di angkasa dan bermahkota. 

Karena mereka terbang dekat sekali dengan matahari, mereka mengeluarkan keringat yang sangat banyak. 

Air keringat mereka jatuh ke bumi dan menjadi air hujan. 

Demikianlah dongeng mengenai asal mula mengapa sungai berkelok-kelok. 

Tentu saja ini hanyalah sebuah dongeng yang tidak perlu kita percayai kebenarannya. 

Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar