09 Juli 2018

Burung Gelatik dan Burung Betet, Jawa Timur

Berikut ini adalah sebuah cerita rakyat dari Jawa Timur mengenai asal mula mengapa burung Gelatik memiliki lambung atau teleh di tengkuknya dan mengapa burung Betet berparuh bengkok. Alkisah pada jaman Nabi Sulaiman tengah terjadi musim paceklik. Penyebabnya adalah banyak penyakit yang merusak  tanaman sehingga mengakibatkan pangan sulit didapat.
Burung Gelatik dan Burung Betet


Suatu hari, burung Betet hendak mengkhitankan anaknya. 

Betet tidak memiliki uang untuk membeli kopiah dan sarung. 

Oleh karenanya, Betet kemudian pergi ke pasar menjual padi miliknnya. 

Di tengah perjalanan, Betet bersua dengan burung Gelatik. 

“Hendak kemana Engkau Betet memikul padi?” kata Gelatik.

“Aku hendak ke pasar menjual padi milikku untuk membeli sarung dan kopiah. Aku hendak mengkhitankan anakku. Hanya padi ini yang aku miliki. Selebihnya dimakan penyakit.” kata burung Betet.

“Berhentilah sejenak, kebetulan Aku membutuhkan padi. Aku ingin melihat padimu bagus atau tidak.” kata burung Gelatik.

Burung Betet menurunkan padinya. 

Tik...tik...tik bunyi burung Gelatik mengusep-usep dan membolak-balikkan padi. 

Gelatik menawar padi dengan harga sangat murah yang tentu saja ditolak oleh Betet. 

Sebenarnya burung Gelatik tidak memiliki uang, karenanya ia bermain curang dengan  pura-pura membolak-balik padi padahal sebenarnya ia memakan padi-padi tersebut.

“Apa yang Kau lakukan Gelatik? Kenapa Engkau memakan padi-padiku?” teriak Betet kesal.

“Aku tidak memakan padi-padimu, Aku hanya memeriksanya apa padimu dimakan penyakit atau tidak?” sanggah Gelatik.

Burung Betet marah dengan sikap curang Gelatik. 

Betet mencengkeram batang leher Gelatik kemudian dia tarik sekuat tenaga hingga timbul teleh. 

Burung Gelatik meronta-ronta kesakitan. 

Segera ia memukulkan batang pikulan padi ke paruh Betet hingga paruh si Betet bengkok ke bawah. 

Ini adalah asal mula mengapa burung Betet memiliki paruh bengkok ke bawah dan burung Gelatik memiliki teleh di lehernya. 

Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar