11 Oktober 2018

Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin

Berikut ini sebuah cerita rakyat Sumatera Barat mengenai asal usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin.

Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Danau Singkarak awalnya adalah sebuah laut yang airnya terus menyusut hingga berubah menjadi danau. 

Air laut menyusut karena airnya mengalir menuju sebuah lubang besar. 

Aliran air tersebut kini membentuk menjadi Sungai Batang Ombilin yang mengalir sampai Riau. 

Bagaimana kisah lengkapnya? Silahkan ikuti cerita berikut ini:
Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin


Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah Pak Buyung bersama istri dan anak semata wayangnya yang bernama Indra. 

Mereka tinggal di sebuah gubug kecil di pinggir laut. 

Sehari-hari Pak Buyung dan istrinya mencari nafkah dengan mengumpulkan hasil hutan dan menangkap ikan di laut untuk kemudian dijual di pasar. 

Indra, anak Pak Buyung, adalah anak yang rajin dan tidak pernah mengeluh. 

Ia akan membantu kedua orang tuanya dengan senang hati tanpa diminta. 

Hanya satu kekurangan Indra, yaitu porsi makan Indra sangat banyak. 

Dalam sekali makan, Indra bisa menghabiskan satu bakul nasi dengan beberapa piring lauk. 

Hal tersebut membuat kedua orang tuanya resah. 

Karena pada saat musim paceklik tiba, makanan sulit didapat.

Setiap musim paceklik tiba, Pak Buyung dan istrinya akan berhemat dengan cara memakan ubi dan talas sebagai pengganti nasi. 

Namun penghematan yang dilakukan Pak Buyung dan istrinya tidak berhasil karena nafsu makan Indra yang besar. 

Lambat laun cadangan makanan pun habis. 

Tentu saja hal ini membuat Pak Buyung dan istrinya menjadi kesal.

Indra Mencari Makanan

Di suatu hari, Indra merasa perutnya lapar. 

Karena di dapur tidak ada makanan, Indra kemudian meminta makanan kepada ayah dan ibunya. 

Pak Buyung meminta Indra mencari makanan sendiri. 

Awalnya Indra tidak mau mencari makanan tetapi akhirnya ia pergi juga setelah ibunya membujuk Indra agar mencari hasil hutan di bukit Junjung Sirih.

Indra akhirnya pergi ke Bukit Junjung Sirih untuk mencari hasil hutan. 

Sebelum pergi, Indra terlebih dahulu memberi makan ayam peliharaannya. 

Indra memiliki ayam peliharaan yang ia beri nama Taduang. 

Karena Indra selalu rutin memberi makan ayam peliharaannya, Taduang pun menjadi ayam yang setia kepada majikannya. 

Ia akan berkokok jika Indra pulang ke rumah.

Hampir setengah hari Indra mencari hasil hutan di Bukit Junjung Sirih namun tidak mendapatkan hasil. 

Menjelang siang Indra pergi ke laut untuk mencari ikan namun tidak juga berhasil mendapatkan ikan.

Pak Buyung dan Istrinya Makan Kerang

Sementara Indra pergi ke Bukit Junjung Sirih, ibu Indra pergi ke sebuah Tanjung berusaha untuk mencari ikan. 

Setelah sekian lama mencari ikan, ibu Indra pulang sore hari dengan membawa kerang-kerang. 

Tentu saja Pak Buyung senang istrinya berhasil mendapat bahan makanan. 

Ibu Indra kemudian memasak kerang-kerang tersebut. 

Setelah selesai memasak kemudian Ibu Indra memanggil suaminya untuk makan. 

Saat itu Indra belum pulang ke rumah. 

Karena jumlah kerang tidak banyak, sementara nafsu makan Indra sangat besar, akhirnya Pak Buyung dan istrinya memutuskan untuk menghabiskan kerang tersebut tanpa menyisakan untuk anaknya. 

Selesai makan, keduanya tertidur pulas di dapur dengan perut kenyang.

Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin

Menjelang malam, Taduang berkokok pertanda majikannya pulang. 

Seharian tidak berhasil mendapatkan bahan makanan, 

Indra pulang ke rumah dengan perut sangat lapar. 

Begitu masuk, ia langsung menuju dapur. 

Namun betapa terkejutnya Indra ketika melihat kedua orang tuanya tertidur pulas di dapur. 

Sementara di sekeliling mereka berserakan kulit kerang dan piring-piring.

Sangat sedih hati Indra mengetahui kenyataan bahwa kedua orangtuanya makan berdua tanpa memperdulikan anaknya. 

Merasa tidak dicintai oleh kedua orangtuanya, Indra berjalan keluar rumah sambil menangis. 

Taduang berkokok berkali-kali sambil mengepak-ngepakkan sayapnya melihat majikannya bersedih. 

Indra kemudian duduk di sebuah batu dengan lunglai. 

Ingin rasanya ia terbang jauh pergi dari rumah orangtuanya. 

Saat Taduang kembali mengepak-ngepakan sayapnya, Indra memegang kaki Taduang. 

Indra kemudian terbawa terbang ke udara oleh Taduang, ayamnya. 

Ajaibnya, batu tempat Indra duduk pun ikut terbawa terbang. 

Semakin tinggi Indra terbang semakin membesar batu tempat duduknya. 

Karena sudah sangat besar, akhirnya batu tersebut jatuh ke bumi menghantam salah satu bukit di sekitar laut. 

Hantaman yang sangat keras tersebut membentuk sebuah lubang memanjang. 

Karena posisi lubang yang lebih rendah dari laut, dengan cepat air laut mengisi lubang tersebut sehingga membentuk aliran sungai. 

Sungai tersebut kini bernama Sungai Batang Ombilin yang airnya mengalir hingga Riau. 

Sementara air laut semakin lama semakin menyusut dan berubah menjadi sebuah danau. 

Danau tersebut kini dinamai danau Singkarak. 

Baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:

      2 komentar: