Di sebuah rumah di pinggir hutan, tiggalah seorang gadis kecil yang tinggal bersama ayah dan ibunya. Ia mempunyai nenek yang tinggal di dalam hutan. Sang nenek sangat sayang kepada cucunya. Ia menghadiahkan mantel berwarna merah kepada cucunya ketika merayakan ulang tahun yang ke-12. Hal ini dimaksudkan agar cucunya dapat terlindungi dari cuaca dingin saat ke luar rumah.
Suatu hari, nenek si gadis kecil sakit. Ibunya menyuruh si gadis kecil untuk mengantarkan makanan ke rumah neneknya.
“Sayangku, pergilah ke rumah nenek dan bawalah makanan untuknya. Nenekmu sedang sakit,” sang ibu memberikan bungkusan kotak berisi makanan. Sang gadis kecilpun menerima bungkusan itu dan memakai mantel merahnya.
“Hati-hatilah di jalan sayangku. Ingat, jangan berbicara dengan orang yang tidak kamu kenal. Jangan pula mampir kemanapun, kecuali ke rumah nenekmu,” pinta sang ibu.
Gadis bermantel merah itu pergi dengan gembira. Ia senang apabila pergi ke rumah neneknya. Ia sangat rindu kepada neneknya. Namun, seekor serigala menyapanya di perjalanan. Serigala tersebut sangat jahat dan ingin memangsa sang gadis kecil bermantel merah itu.
“Hai anak manis, mau kemana kau ?” sapa sang serigala..
“aku mau menengok neneku,” kata si gadis bermantel merah.
“rumah nenekmu dimana ?” tanya serigala.
“nenek tinggal di sebuah rumah kayu di dalam hutan,” ujar si gadis kecil.
Serigala ingin sekali memangsa gadis itu. Ia memutar otak bagaimana caranya agar dapat menerkam si gadis kecil tanpa sepengetahuan penebang kayu yang sering melewati jalan.
“Lebih baik aku akan menyantapnya di rumah neneknya,” pikir serigala.
Sementara gadis itu berjalan menuju rumah neneknya. Serigala mencari jalan alternatif ke rumah nenek si gadis bermantel merah dengan menerobos hutan. Ia berlari agar dapat mendahalui si gadis kecil.
Sesampainya di rumah nenek si gadis bermantel merah. Serigala membius nenek tersebut. Nenek itu pingsan. Serigala membawa nenek tersebut ke dalam lemari.
Dengan sigap, serigala itu langsung memakai pakaian sang nenek, lengkap dengan penutup kepala dan kacamata. Ia lalu pura-pura tidur dengan menggunakan selimut.
Tidak lama kemudian, si gadis bermantel merah tiba di rumah neneknya. Ia melihat neneknya sedang terbaring di atas tempat tidur.
"Nenek, aku datang,” seru si gadis bermantel merah. “Nek, kenapa tangan nenek mejadi besar-besar?” tanya si gadis bermantel merah keheranan.
“Ehm, supaya aku lebih mudah memelukmu cucuku” jawab serigala yang menyamar menjadi nenek.
“Mengapa kuping nenek menjadi panjang?” tanya gadis kecil keheranan.
“Supaya aku lebih mudah mendengarkan ucapanmu, sayangku” jawab serigala.
“Mengapa mata nenek manjdi besar ?” sang gadis bertanya lagi.
“Supaya aku bisa dengan mudah melihatmu cucuku,” jawab serigala lagi.
“Mengapa gigi nenek besar-besar?” si gadis bermantel merah bertubi-tubi melakukan pertanyaan.
“Haha... agar lebih mudah menelanmu !” serigala akhirnya melompat dan berusaha menerkam si gadis bermantel merah.
Di lain kesempatan, sang ayah dan ibu si gadis bermantel merah risau dengan kepergian anaknya yang belum kembali ke rumah. Mereka akhirnya sepakat untuk menyusul ke rumah sang nenek. Namun ketika sampai di rumah nenek, mereka mendengar teriakan sang gadis bermantel merah. Sang ayah akhirnya menghadang serigala tersebut dengan sebuah kampak. Lalu menyelamatkan sang nenek yang telah disembunyikan di dalam lemari.
Semenjak peristiwa itu, gadis kecil bermantel merah mentaati perintah orang tuanya. Ia selalu berhati-hati terhadap siapapun yang tidak dikenal.
Pesan dari cerita:
Selalu patuhi nasehat dan pesan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar