Di dekat sebuah kolam, tinggalah seorang ibu dengan kedua anak perempuannya. Keluarga tersebut sangat miskin. Kolam tersebut dihuni oleh seekor angsa yang memiliki bulu emas.
Melihat kejadian bahwa ibu dan kedua anak tersebut sangat miskin, sang angsa menjadi kasihan terhadap mereka.
“Aku akan memberikan sehelai bulu emasku kepada mereka. Mudah-mudahan bantuanku akan meringankan hidup mereka. Mereka bisa menjual bulu emasku agar mendapatkan uang,” ujar sang angsa dalam hati.
Sang angsa lalu mendatangi rumah ibu itu. Sang ibu kaget dengan kehadiran sang angsa.
“Mengapa kau ke sini ?, kami tidak punya makanan untukmu,” kata ibu miskin tersebut.
“Tidak bu, aku ke sini hanya ingin membantumu. Ambilah sehelai bulu emasku. Mudah-mudahan ini akan membantumu. Aku akan sering datang ke sini untuk membantumu,” kata si angsa.
“Oh, terimakasih angsa yang baik, aku akan senang menerimanya,” kata si ibu dengan penuh gembira.
Angsa tersebut menjadi sering datang ke rumah ibu itu untuk memberikan sehelai bulu emasnya. Kehidupan ibu dan kedua anaknya berangsur membaik. Namun, kehidupan yang baik tersebut menjadi buah keserakahan bagi sang ibu.
“Angsa itu selalu memberikan bulunya sehelai demi sehalai. Siapa yang menjamin kalau ia akan terus datang? karena, keluargaku akan menjadi miskin kembali jika si angsa tidak datang memberikan bulu emasnya," ujar sang ibu.
“Tenanglah ibu, sepertinya angsa itu baik dan menepati janjinya,” ujar salah satu anak ibu tersebut.
“Anak-anakku, jangan terlalu percaya kepada angsa itu. Bisa jadi suatu saat ia tidak akan memberi sehelai bulu emasnya lagi. Lebih baik angsa itu kita tangkap, bulunya kita cabuti dan kita ambil semua. Aku khawatir jika kita akan jatuh miskin kembali,” kata sang ibu.
Mereka terkejut dengan pernyataan sang ibu mereka. Menurut mereka itu adalah niat yang jahat dan tidak terpuji.
“Ibu aku mohon, angsa itu baik hati, jangan sampai kita menyakitinya,” kata mereka.
Akan tetapi, sang ibu tidak mau mendengar pendapat mereka. Ketika sang angsa datang untuk memberikan bulu emasnya. Si ibu langsung menangkap angsa tersebut dan mencabuti hampir seluruh bulunya. Keanehan terjadi, bulu-bulu angsa tersebut berubah menjadi bulu biasa pada umumnya.
“ya ampun, kemana bulu emasmu?” tanya sang ibu.
“Bulu ini berubah menjadi bulu biasa karena kamu serakah,bu !” jawab sang angsa.
Angsa itu lalu pergi terbang menjauh. Sang ibu memohon dengan sangat agar angsa tersebut mau memenuhi permintaannya. Namun si angsa tidak peduli. Ia tetap terbang tingi dan tidak akan pernah kembali.
Pesan dari cerita: keserakahan akan membawa malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar