Di sebuah daerah hiduplah seorang yang bernama Kosim. Kosim sangatlah pelit. Bukan berarti dia orang yang miskin. Sepatunya sangat jelek, dan ia tidak mau membelikan sepatu untuk dirinya sendiri.
Seorang teman memandang aneh kepada Kosim lalu berkata “Kosim, ganti lah sepatumu dengan yang baru, apabila kau keberatan, biarlah aku saja yang membelikanmu.”
Pada siang hari Kosim mandi di sungai. Di samping bajunya terletak sepasang sepatu yang bagus.
"Mungkin inilah sepatu yang dijanjikan oleh temanku,” pikirnya.
Akhirnya Kosim memakai sepatu itu. Sepatu tua nya ia tinggalkan begitu saja di tepi sungai.
Namun akhirnya setelah Kosim sampai ke rumah, 3 orang pegawai istana datang. Mereka menangkap Kosim karena telah mencuri sepatu milik menteri. Ternyata Kosim telah salah sangka. Akhirnya Kosim dibawa ke pengadilan. Akibat tuduhan tersebut, Kosim didenda 100 dinar.
Kosim kesal dengan kejadian tersebut. Ia melemparkan sepatunya ke tempat sampah. Malangnya, sepatu tersebut tidak masuk ke tempat sampah, melainkan mengenai kepala pengemis yang duduk tidak jauh dari tempat itu. Sang pengemis marah, lalu melaporkan Kosim kepada hakim. Kosim tidak hanya didenda, namun juga dipenjara selama satu minggu.
Setelah Kosim dipenjara, Kosim menemui hakim.
Hakim pun bertanya kepada Kosim “Ada apa Kosim bukankah kau sudah bebas dan aku tidak akan menjatuhkan denda kepadamu?”.
“Pak hakim, aku akan memberitahumu. Bahwa aku sudah membuang sepatu jelekku. Jadi apapun semua hal yang terjadi pada sepatu jelek itu, bukan salahku, karena sepatu itu akan aku buang ke tempat sampah,” Sahut Kosim.
Akhirnya Kosim membeli sepatu baru. Seandainya sejak dahulu Kosim tidak pelit, dia tidak akan mengalami kesulitan seperti ini.
Pesan dari cerita: tidak ada gunanya menjadi orang yang pelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar