06 Mei 2021

Yongtu dan Benih Tanaman dari Raja - Korea

Pada zaman dahulu kala, di Korea, berdirilah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Raja tersebut mengalami gundah gulana. Dimana dia tidak memiliki anak laki-laki. Semua anaknya adalah perempuan. Dia berniat ingin mengangkat seorang anak laki-laki. Namun, dia berharap, agar anak laki-laki tersebut memiliki kepribadian yang baik serta penuh dengan kejujuran.
Yongtu dan Benih Tanaman dari Raja


Sang raja akhirnya bermusyawarah dengan para penasehat, apakah yang harus dia lakukan untuk mencari anak angkat yang berhati jujur. Para penasehat raja menganjurkan agar sang raja menyelenggarakan sayembara untuk memilih rakyatnya yang patut diangkat menjadi seorang anak laki-laki.

Akhirnya, sang raja pun menyelenggarakan sayembara untuk memilih putra angkatnya. Sayembara tersebut terbilang cukup unik. Sang raja memberikan benih tanaman untuk ditanam kepada anak-anak muda di negeri itu. Banyak para pemuda yang berdatangan ke istana untuk mengambil benih tanaman yang telah ditanam di dalam pot tersebut. Mereka berharap agar menjadi anak angkat sang raja.

Salah seorang pemuda desa yang berama Yong Tu, ikut mengikuti sayembara tersebut. Dia juga menerima benih tanaman yang telah ditanam ke dalam pot.

“Dengarlah wahai sekalian, saya mengharapkan kalian untuk memelihara benih tanaman tersebut sehingga menjadi tanaman yang tumbuh lebat dan bagus. Dengan waktu yang telah disesuaikan, kalian akan berkumpul kembali untuk menunjukkan hasil tanaman yang telah kalian rawat tersebut. Jika kalian sukses merawatnya, kalian akan aku jadikan anak angkat sebagai penggantiku nanti !” seru sang raja di hadapan para pemuda.

Yong Tu pun membawa pulang benih tanaman tersebut ke rumahnya. Dengan telaten, dia merawat benih tersebut untuk menjadi sebuah tanaman yang bagus dan indah. Namun, benih tersebut tidak kunjung tumbuh. Padahal dia telah merawat tanaman tersebut satu bulan lamanya.

Sang ibu yang melihat Yong Tu sedang kebingungan akhirnya menyarankan agar mengganti wadah benih tanaman tersebut.

“Yong Tu, cobalah ganti wadahnya dengan wadah yang lebih luas. Mungkin wadah tersebut terlalu kecil untuk tanaman itu,” saran sang ibu.

Yong Tu akhirnya mengikuti saran ibunya. Dia mengganti wadah atau pot tanaman tersebut dengan wadah yang lebih besar. Malangnya, tanaman tersebut belum juga tumbuh. Yong Tu merasa sedih dengan hasil tanaman yang dirawatnya. Dia merasa gagal untuk merawat tanaman tersebut. Namun dia menyadari, mau tidak mau dia harus lapang dada untuk menghadapi kenyataan bahwa benih tanamannya tidak tumbuh.

Beberapa hari kemudian, hari yang ditetapkan pun telah tiba. Yong Tu akhirnya berangkat menuju istana sang raja. Sebelum berangkat, Yong Tu berpamitan dengan ibunya.

“Ibu, aku berangkat dulu. Benih tanaman yang aku rawat memang tidak tumbuh, dan mau tidak mau aku harus membawanya ke hadapan raja,” kata Yong Tu sambil tertunduk sedih.

“Tidak apa-apa nak, yang penting kamu telah berusaha merawatnya,” kata ibu Yong Tu sambil tersenyum.

Yong Tu akhirnya pergi ke istana. Sesampainya di istana, dia menemukan betapa banyak pemuda sepantarannya membawa tanaman yang sangat subur dan indah. Beberapa dari mereka bahkan terlihat mengejek Yong Tu yang hanya membawa sebuah pot yang berisikan tanah tanpa ditumbuhi oleh tanaman.

“Hei Yong Tu, apa yang kamu bawa ? raja tidak akan senang dan bahkan tidak akan mengangkatmu menjadi anaknya,” kata salah seorang pemuda menyapa Yong Tu sambil tersenyum mengejek.

“Ha... ha ha, kamu bernasib sial Yong Tu. Dengarlah, raja pasti merasa jijik dengan hasil tanamanmu,” kata pemuda yang lainnya.

Para pemuda tersebut tertawa terpingkal-pingkal mengejek Yong Tu. Yong Tu hanya terdiam. Dia hanya mematuhi perintah sang raja, itu saja.

Hingga tibalah saatnya para pemuda berkumpul dalam sebuah lapangan di dekat istana. Sang raja akhirnya datang, memeriksa satu demi satu tanaman para pemuda tersebut. Wajah raja tampak tidak senang, bahkan terlihat sedikit marah.

Di sudut barisan paling belakang, tampaklah Yong Tu yang berdiri sambil tertunduk sedih. Raja akhirnya melihat Yong Tu. Dengan langkah perlahan, sang raja berjalan menuju seorang pemuda yang bernama Yong Tu.

“Kenapa kamu sedih wahai anak muda ? mana tanamanmu ?” dengan tenang, sang raja bertanya kepada Yong Tu.

“Begini baginda, hamba telah merawat tanaman ini dengan sepenuh hati. namun, tanaman ini tidak bisa tumbuh sesuai dengan yang dikehendaki. Hingga akhirnya saya membawa benih tanaman tersebut tanpa ditumbuhi oleh tanaman” jawab Yong Tu.

Paduka raja tampak tersenyum. Wajahnya kembali berseri-seri. Dia menatap Yong Tu penuh dengan bangga.

Dengan lantang, sang raja berkata “Aku telah menemukan siapa yang akan menjadi anak angkatku !”

Yong Tu dan semua hadirin yang mendengarkan serempak terkejut. Mereka tidak menyangka raja akan mengatakan demikian.

“Maaf paduka yang mulia, mana mungkin engkau mengangkat seorang anak muda yang telah gagal merawat tanamannya, hingga tidak satu pun tanamannya tumbuh dalam pot itu,” kata salah seorang pemuda.

Sang raja yang mendengarkan kritikan pemuda tersebut tersenyum lalu berkata “Tahukah kalian ? bahwa biji tanaman yang aku berikan kepada kalian di dalam pot itu telah kurebus sebelumnya ?, biji tanaman tersebut tidak mungkin tumbuh. Anak muda ini telah teruji kejujurannya.”

Semua peserta sayembara akhirnya terkejut. Mereka tertunduk lesu mendengar penjelasan dari sang raja, kecuali seorang pemuda yang bernama Yong Tu. Mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan perbuatan dusta demi memenangkan sayembara. Kebohongan mereka akhirnya terbongkar. Mereka telah menggantinya dengan tanaman lain demi memenangkan sayembara.

Yong Tu akhirnya diangkat menjadi anak angkat sang raja. Yong Tu adalah seorang anak yang jujur. Di istana, Yong Tu akhirnya dididik untuk mengasah kecakapan sebagai seorang pemimpin. Meski demikian, Yong Tu tetap menjadi pemuda yang jujur dan disenangi oleh semua kalangan.

Demikianlah cerita Korea Yong Tu dan benih Tanaman dari Raja. Hikmah yang diambil dari cerita ini adalah kejujuran akan mendatangkan keberuntungan, dan kebohongan akan mendatangkan malapetaka. Semoga cerita ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar